PARAWISATA.id – Indonesia memiliki kekayaan alam dan budaya yang luar biasa. Wilayah Nusantara dianugerahi lanskap alam yang beragam, mulai dari sungai, danau, pegunungan dan hutan. Selaksa suku Indonesia juga menyumbang ribuan kekayaan budaya. Sepotong surga dalam kekayaan bahari.
Sejak 2008, Indonesia telah mendaftarkan kekayaan baik kekayaan alam dan budayatak benda ke United Nations Education, Social, and Cultural Organization (UNESCO). Kini, lebih dari selusin warisan budaya di Nusantara telah diinskripsi sebagai Intangible Cultural Heritage (ICH).
Dalam rangka merayakan keberhasilan tersebut, Kementerian Kebudayaan menyelenggarakan Indonesia Intangible Cultural Heritage (ICH) Festival 2024. Mengusung tajuk, Indonesia Menuju Ibukota Budaya Dunia, pesta ini dihelat di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta pada 23-28 November 2024.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon mengatakan, kegiatan ICH Festival merupakan bentuk upaya untuk merajut kembali keberagaman di Nusantara. Selain sebagai panggung apresiasi, kegiatan ini juga untuk merawat, memanfaatkan, dan mengembangkan ribuan budaya di Tanah Air.
Kegiatan tersebut turut menghadirkan rangkaian kegiatan menarik yang dirancang untuk memperkenalkan dan melestarikan warisan budaya Indonesia. Beberapa di antaranya adalah pertunjukan seni tradisional seperti wayang orang, wayang kulit, dan wayang golek yang dipadukan dengan media seni modern.
“Festival ini bukan hanya panggung untuk menampilkan karya budaya, tetapi juga menjadi ruang bertemunya berbagai pemangku kepentingan, dari seniman, budayawan, hingga generasi muda untuk berdialog, bertukar pengetahuan, dan menggali inspirasi dari kekayaan tradisi kita,” katanya dalam taklimat tertulis.
Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon saat membuka kegiatan ICH Festival 2024 di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, Sabtu (23/11/24). (sumber gambar: Kemenbud)
Hingga saat ini terdapat 13 karya budaya Indonesia yang telah diinskripsi UNESCO. Sejumlah kekayaan tersebut adalah Wayang, Keris, Batik, Pendidikan dan Pelatihan Batik, Angklung, Tari Saman, Noken, Tiga Genre Tari Bali, Pinisi, Pencak Silat, Pantun, Gamelan, dan Budaya Sehat Jamu.
Menurut Menbud, upaya untuk mendaftarkan ribuan kekayan budaya ke UNESCO tersebut, bukan hanya untuk mendapatkan pengakuan dan perlindungan dari lembaga PBB tersebut, akan tetapi tetapi juga untuk memperkuat identitas nasional, dalam melestarikan keberagaman budaya.
“Saya berharap kegiatan ini mampu menjadi sarana edukasi bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk lebih mengenal dan mencintai budaya mereka sendiri,” imbuhnya.
Indonesia Ajukan 3 Warisan Budaya Takbenda ke UNESCO
Upaya untuk menggencarkan perlindungan warisan budaya takbenda juga akan terus dilakukan oleh Negara. Dalam waktu dekat, Kementerian Kebudayaan juga akan mengajukan tiga warisan budaya takbenda, yakni Reog Ponorogo, Kebaya, dan Kolintang ke UNESCO.
Menurut Menbud jumlah warisan budaya Indonesia yang diakui oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, itu saat ini kuantitasnya masih sedikit. Padahal, Nusantara memiliki kekayaan budaya yang mencapai ribuan jumlahnya.
Berdasarkan data Kementerian Kebudayaan, Menbud mengungkapan, bahwa negara hingga saat ini telah mencatatkan 272 warisan budayatak benda tambahan dari kabupatan/provinsi di seluruh Indonesia, hingga saat ini totalnya mencapai 2.213.
“Ini [yang berhasil didaftarkan] masih sedikit sebenarnya, dibanding dengan yang ada di daerah-daerah itu. Ini karena masalah prosedur, dan lain-lain yang membuat pengajuannya belum terlalu banyak dibanding potensi yang ada,” kata Menbud saat acara Ngopi Pagi Menteri Kebudayaan insan Budaya di Jakarta, Kamis (21/1124).
Selain menampilkan 13 Warisan Budaya Takbenda, Indonesia ICH Festival 2024 juga mengadakan workshop interaktif bagi publik. Beberapa di antaranya seperti membatik di atas topeng, tari Saman, jamu, dan silat yang melibatkan partisipasi siswa-siswi sekolah dasar dan menengah.
Pelaksanaan Indonesia ICH Festival 2024 juga melibatkan kolaborasi lintas pihak, termasuk Museum dan Cagar Budaya, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah X, serta Dinas Kebudayaan Provinsi DI Yogyakarta, sebagai wujud sinergi dalam mempromosikan keberagaman budaya Indonesia.