PARAWISATA.id – Pasar Ngasem merupakan salah satu pasar tradisional tua di Yogyakarta, sudah berdiri sejak tahun 1809. Dulunya, Pasar Ngasem begitu identik dengan pasar burung. Begitu masuk ke dalam akan terlihat kandang-kandang burung yang bergantungan di setiap kios.
Namun sejak tahun 2010, pasar burung telah direlokasi ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) di Jalan Bantul. Kini, Pasar Ngasem menjadi pasar tradisional pada umumnya yang menjual aneka jajan pasar serta kebutuhan pokok sehari-hari.
Lahan di tengah pasar pun disulap menjadi mini tribun yang sering digunakan untuk acara seni dan budaya. Backgroundnya bangunan kuno Pulo Kenanga Tamansari yang begitu megah.
Saat pagi hari, Pasar Ngasem menjadi salah satu tempat favorit para pesepeda untuk beristirahat. Biasanya mereka menikmati sarapan di kursi-kursi atau gazebo yang ada di sekitar Pasar Ngasem. Udaranya memang cukup segar disini. Banyak pepohonan rindang yang menaungi.
Beragam menu masakan tradisional Jawa bisa Anda temukan di warung-warung makan ujung timur Pasar Ngasem, seperti sayur brongkos, sayur bobor, sayur daun pepaya. Juga lauk pauk seperti mangut lele, baceman, dan banyak yang lainnya.
Selain dapat dinikmati langsung di tempat, Anda pun bisa membelinya untuk lauk di rumah. Dengan harga Rp3.000 Anda sudah bisa mendapatkan satu plastik sayur.
Salah satu kios yang cukup terkenal di Pasar Ngasem adalah kios Apem Beras Bu Wanti. Anda pun bisa mudah menemukannya di bagian timur Pasar Ngasem. Kios apem buka mulai dari jam 05:00 pagi. Satu apem dibanderol dengan harga Rp3.000.
Apem terbuat dari tepung beras, air dan gula pasir, kemudian ditambahkan ragi, kelapa dan telur. Rasanya gurih dan manis.
Aneka jajan pasar terdapat di bagian depan Pasar Ngasem. Seperti pasar tradisional pada umumnya, di Pasar Ngasem Anda pun dapat menemukan jajan pasar seperti moto kebo, jadah manten, lemper, wajik, kue cucur dan banyak yang lainnya.
Jadah manten, kue ketan dengan cacahan daging ayam yang dibungkus kulit dadar. Setelah itu dijepit dengan tangkai bambu yang dikunci dengan potongan buncis, kemudian dibakar. Harga Rp2.500.
Anda juga bisa menikmati jenang khas Jogja, yaitu Jenang Gempol. Lapaknya ada di bagian barat. Satu bungkus jenang gempol dihargai Rp3.500.
Jenang gempol berisi jenang atau bubur sumsum yang diolah dengan gula jawa. Dipadukan dengan gempol, kue bulat yang terbuat dari tepung beras. Rasa jenangnya manis sedangkan untuk gempolnya gurih.
Nah untuk ibu-ibu yang ingin memasak di rumah, langkahkan kaki Anda menuju bagian barat Pasar Ngasem. Tersedia aneka kebutuhan pokok sehari-hari seperti sayur-mayur, sembako, bumbu-bumbu dapur, dan lain sebagainya.
Ada pula daging-dagingan seperti daging ayam, kambing, sapi maupun ikan. Meskipun kios daging tidak terlalu banyak.
Yang menarik dari Pasar Ngasem, terdapat sebuah panggung kesenian di dalamnya yang dinamai Plaza Ngasem. Plaza tersebut kerap digunakan sebagai tempat pertunjukan seni dan budaya di Jogja, salah satunya FKY (Festival Kesenian Yogyakarta).
Bahkan sebelum pandemi, setiap malamnya Plaza Ngasem ini dimanfaatkan para musisi untuk menghibur anak-anak muda yang berkunjung.
Dari kejauhan pun Anda dapat melihat reruntuhan sisa bangunan situs Pulo Kenanga Tamansari yang menawan melatarbelakangi Plaza Ngasem ini. Menjadikan Plaza Ngasem begitu instagramable.
Jika Anda menyusuri area belakang Plaza Ngasem, terdapat rumah kuno milik warga yang menjelma menjadi kafe etnik yang cukup unik.
Anda pun juga akan menemukan gang yang merupakan pintu masuk menuju situs Pulo Kenanga. Berjalan lebih jauh lagi bisa membawa Anda menuju Kampung Cyber hingga Istana Air Tamansari.
Sejak ditata Pasar Ngasem kini nampak lebih bersih dan nyaman. Kalau Anda sedang jalan-jalan di Kraton Jogja atau Tamansari, sempatkan mampir sejenak menikmati jajan pasar atau sekedar bersantai di area plaza. (borobudurtou)